Home Budaya

Ranny Fahd A Rafiq Usulkan Bawa Budaya Indonesia ke Panggung Dunia dengan Gagasan ini

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

 

 

Jakarta – ide ide kreatif anak bangsa harus mendapat panggung sendiri di bumi NKRI. Karya karya anak bangsa harus di dorong oleh pemerintah bukan malah di nina bobokan. Berapa banyak karya ke karyaan anak bangsa yang kalah dari negara negara lain karena pemerintah sendiri tidak serius menggarap hal ini, ucap Ranny Fahd A Rafiq di Jakarta pada Kamis, (29/5/2025).

 

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, “berbagai penemuan hebat putra putri indonesia yang akhirnya harus di klaim oleh bangsa lain karena dinegaranya sendiri mereka tidak diakui, dihargai bahkan dipersulit untuk memamerkan buah dari hasil karya, daya dan cipta mereka”, ungkapnya.

 

Yang lebih memilukan lagi masih adanya oknum oknum tertentu untuk pengakuan karya putra putri terbaik Indonesia yang masih menggunakan pendekatan primordialisme dia orang mana ? Daerah mana ? Orang kaya atau miskin? Kalau kita bantu dia kita nanti dapat apa? Lantas kalau dia sudah besar dia lupa atau tidak sama kita? Jika pola pola seperti ini masih di jalankan bisa dipastikan putra putri terbaik Indonesia dengan karya karya yang luar biasa bisa hengkang dari bumi pertiwi karena kesalahan sistem yang masih rumit ditubuh birokrasi Indonesia karena menggunakan pendekatan lama, tegas Ranny.

 

Mewujudkan budaya Indonesia agar mendunia adalah impian banyak orang. Namun, untuk benar-benar membuatnya menonjol dan belum pernah terpikirkan sebelumnya, kita perlu melampaui pendekatan konvensional. Ini adalah beberapa ide radikal yang menggabungkan teknologi, narasi, dan partisipasi global, dengan fokus pada pengalaman imersif dan interaktif

 

1. “Nusantara Metaverse” yaitu desa budaya digital yang hidup dengan membayangkan sebuah metaverse yang didedikasikan sepenuhnya untuk budaya Indonesia. Ini bukan sekadar galeri virtual, melainkan sebuah ekosistem digital yang hidup dan bernapas

 

Desa Adat Interaktif: Bangun ulang desa-desa adat dari berbagai suku di Indonesia (misalnya, Toraja, Bali, Minangkabau dengan detail arsitektur dan tata letak yang akurat. Pengunjung dapat “berjalan-jalan” secara virtual, masuk ke rumah-rumah adat, dan berinteraksi dengan NPC (Non-Player Character) yang merepresentasikan penduduk setempat. NPC ini bisa bercerita tentang filosofi hidup, tradisi, dan legenda di daerah tersebut.

 

Ritual dan Upacara Partisipatif: Menyelenggarakan upacara adat (misalnya, Ngaben, Sekaten, Pesta Panen) secara virtual yang dapat diikuti dan bahkan “dipraktikkan” oleh avatar pengguna. dengan Teknologi haptic feedback bisa digunakan untuk mensimulasikan sensasi sentuhan atau gerakan dalam tarian.

Pasar Seni dan Kuliner Imersif: Pengguna dapat membeli karya seni digital (NFT) dari seniman Indonesia, atau bahkan memesan bahan makanan tradisional yang akan dikirimkan ke alamat fisik mereka. Ada “warung” virtual yang menampilkan proses memasak dan resep masakan Indonesia.

 

Modul Pembelajaran Bahasa dan Musik: Integrasikan modul pembelajaran bahasa daerah (Jawa, Sunda, Bali) dan alat musik tradisional (gamelan, angklung). Pengguna bisa belajar memainkan instrumen secara virtual dan berkolaborasi dalam orkestra digital.

Ide ini belum terpikirkan secara komprehensif karena menggabungkan metaverse sebagai platform utama untuk ekosistem budaya yang dinamis dan berkelanjutan, bukan hanya sekadar pameran statis. Disini pengguna menjadi bagian dari budaya dan bukan hanya penonton.

 

2. “Narasi Arkeologi Digital Interaktif”: Menggali Kembali Sejarah yang Terlupakan

Alih-alih hanya memajang artefak di museum, kita bisa menciptakan pengalaman mendalam yang membawa pengunjung kembali ke masa lalu dengan

Proyek Rekonstruksi 3D Faktual: Gunakan teknologi fotogrametri dan pemodelan 3D untuk merekonstruksi situs-situs arkeologi Indonesia yang belum tergali sepenuhnya, atau bahkan yang sudah hilang. Bayangkan “berjalan” di Candi Borobudur saat pertama kali dibangun, atau menjelajahi kota kuno Sriwijaya yang kini tersembunyi.

– “Time Traveler” Bersama Sejarawan Virtual: Integrasikan AI

generatif yang bisa berperan sebagai sejarawan atau arkeolog virtual. Pengunjung bisa mengajukan pertanyaan, dan AI akan merespons dengan informasi yang akurat berdasarkan data historis dan arkeologis yang akurat.

 

Game Edukasi “Detektif Sejarah

Kembangkan game petualangan di mana pemain harus memecahkan misteri sejarah Indonesia, mengumpulkan “artefak” digital, dan berinteraksi dengan karakter-karakter dari masa lalu yang direkonstruksi secara digital.

 

Crowdsourcing Penelitian: Buka platform

di mana para arkeolog amatir dan sejarawan masyarakat dapat berkontribusi pada proyek rekonstruksi, memberikan informasi, atau bahkan mengidentifikasi potensi situs baru dari citra satelit atau drone.

 

Pendekatan ini melampaui pameran statis dengan mengubah sejarah menjadi pengalaman investigasi yang aktif dan kolaboratif, di mana publik tidak hanya menerima informasi, tetapi juga ikut serta dalam proses penemuan.

 

3. “Diplomasi Budaya Partisipatif Global”: Membangun Jaringan Kreatif Internasional

Alih-alih hanya mengirim duta budaya atau mengadakan festival, kita bisa menciptakan platform yang memungkinkan pertukaran budaya yang lebih organik dan partisipatif seperti

– “Indonesia Connect” Platform Kolaborasi Seni

Buat platform digital di mana seniman Indonesia dapat berkolaborasi langsung dengan seniman dari negara lain dalam proyek-proyek lintas budaya. Misalnya, seorang musisi Jawa berkolaborasi dengan musisi jazz dari Amerika, atau seorang penari Bali dengan koreografer kontemporer dari Eropa. Hasil kolaborasi ini bisa dipamerkan secara virtual atau fisik.

 

Inkubasi Budaya Inovatif

Dirikan program inkubasi global yang mengundang seniman, desainer, atau inovator dari seluruh dunia untuk menghabiskan waktu di Indonesia, belajar budaya lokal, dan menciptakan karya baru yang terinspirasi oleh pengalaman mereka. Pemerintah atau swasta bisa memberikan pendanaan dan fasilitas.

 

Challenge Budaya Indonesia

Selenggarakan kompetisi global tahunan yang menantang desainer game, pembuat film, atau seniman digital untuk menciptakan karya yang mengangkat tema atau elemen budaya Indonesia. Pemenang mendapatkan dukungan untuk mewujudkan proyek mereka.

 

 

Duta Budaya Digital

Latih generasi muda Indonesia untuk menjadi “duta budaya digital” yang aktif di media sosial global, berbagi konten-konten budaya yang menarik, mengadakan sesi tanya jawab langsung, dan membangun komunitas online.

 

Ide ini belum terpikirkan secara mendalam karena fokusnya adalah pada penciptaan bersama (co-creation) dan keterlibatan aktif (active engagement) dalam diplomasi budaya, bukan sekadar presentasi satu arah. Ini mengubah penerima budaya menjadi mitra kreatif.

 

Ketiga ide ini memiliki benang merah yang sama yaitu memanfaatkan teknologi imersif dan interaktif untuk menciptakan pengalaman budaya yang mendalam, partisipatif, dan transformatif. Ini bukan lagi tentang menunjukkan budaya, melainkan mengalami budaya, menciptakan bersama budaya, dan “menjadi bagian” dari budaya Indonesia di skala global, selamat mencoba, tutup Ranny.

Penulis: A.S.W 

Baca Juga:

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita