Bagian 2
Jakarta – Langit politik Indonesia bergemuruh, petir perdebatan menyambar cakrawala kebangsaan, dan di tengah badai yang mengoyak keseimbangan hukum, satu suara menggelegar bagai guntur di puncak sejarah. Ranny Fahd A Rafiq, sang singa reformasi, melangkah ke medan juang, membawa obor perubahan yang membakar batas-batas ketidakpastian.
Revisi UU TNI 2025 bukan sekadar wacana. Ia adalah palu yang menghantam tembok tradisi, mengguncang fondasi lama, dan merancang ulang peta kekuatan bangsa. Dalam peperangan kata dan gagasan, Rany Fahd A Rafiq (Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar) bukan sekadar pendukung ia adalah panglima pemikiran, Pertiwi keadilan, dan arsitek masa depan yang melihat hukum bukan sebagai rantai yang mengekang, melainkan sayap yang menerbangkan negeri ini ke ketinggian baru! Para penentang berseru, menciptakan bayang-bayang ketakutan di antara barisan rakyat. Namun, Ranny berdiri tegak, tak gentar.
“Reformasi bukanlah ombak kecil di tepi pantai Ia adalah badai yang membersihkan dan membangun kembali. Revisi undang undang TNI 2025 ini bukan sekadar perubahan, tetapi fondasi baru bagi Indonesia yang lebih gagah!” serunya dengan suara yang menggema di Jakarta pada Rabu, (9/4/2025).
Darah perjuangan mengalir dalam setiap kata-katanya. Setiap langkahnya adalah gelegar di tanah ibu pertiwi. Baginya, Amandemen UU TNI 2025 adalah pisau tajam yang harus ditempa dengan kehati-hatian, agar tidak menjadi senjata yang melukai rakyat, tetapi pedang keadilan yang menjaga demokrasi.
Di bawah cakrawala yang membara, menyalakan api reformasi, mengibarkan panji keadilan, dan menciptakan gelombang yang tak bisa dihentikan! Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah perubahan akan datang, tetapi apakah Indonesia siap menyambut gemuruh zaman baru yang telah ia nyalakan, tutupnya.
Penulis: A.S.W