Ranny Fahd A Rafiq: Indonesia, Negeri Kesempatan atau Ilusi? Realitas Hidup Layak yang Tak Semua Bisa Nikmati

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Jakarta—Setiap hari, iklan pemerintah menggembar-gemborkan narasi bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk hidup layak di Indonesia. Namun, apakah kenyataannya demikian? Di tengah gemerlap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, di gang-gang sempit ibu kota, jutaan orang masih berjuang sekadar untuk makan hari ini, ucap Ranny Fahd A Rafiq di Gedung DPR/MPR pada Kamis, 20 Maret 2025.

 

Politikus Partai Golkar ini mengatakan, “Konstitusi memang menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyat, tetapi realitas berbicara lain. Anak-anak di pelosok negeri masih berjalan belasan kilometer untuk bersekolah, sementara di sudut kota lainnya, segelintir elite dapat menikmati pendidikan luar negeri dengan mudah.”

Di pasar tenaga kerja, istilah “kesempatan yang sama” sering kali hanya berlaku di atas kertas. Latar belakang keluarga, jaringan sosial, dan bahkan kode pos rumah dapat menentukan siapa yang sukses dan siapa yang terus berjuang.

Ketika negara-negara maju telah mengembangkan senjata luar angkasa, Indonesia masih berkutat pada persoalan ekonomi dan sosial karena terjebak dalam *debt trap*. Tiongkok, yang penduduknya 1,5 miliar, dan India, yang berpenduduk 1,4 miliar, mampu bangkit dari keterpurukan. Bayangkan, penduduk negara mereka 5-6 kali lipat penduduk Indonesia.

Ranny menekankan, “Apakah kita benar-benar hidup dalam sistem yang memberi semua orang kesempatan yang sama? Atau ini hanya mitos yang terus dipelihara demi menciptakan ilusi kesetaraan? Jika setiap orang benar-benar punya peluang yang sama, mengapa kesenjangan terus melebar dan keadilan sosial masih terasa seperti mimpi?” Pemerintahan sekarang punya PR yang berat.Jika permasalahan ini bisa kita tanggung bersama, bukan tidak mungkin target Indonesia emas 2045 dapat tercapai, ungkapnya.

Lebih lanjut Ranny berharap, “Indonesia, negeri yang katanya penuh peluang, mungkin masih harus bercermin. Bukan hanya soal retorika, tetapi juga tentang bagaimana mewujudkan janji-janji tersebut dalam kehidupan nyata,” tutupnya.

 

Penulis: ASW

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita