Jakarta – Dalam lorong panjang keadilan sosial yang sering kali gelap dan berliku, satu suara bergema bak simfoni yang membangunkan kesadaran. Ranny Fahd A. Rafiq, seorang pejuang tanpa lelah, mengangkat benteng kepemimpinan dan mengorkestrasi perubahan yang telah lama dinanti. Dengan setiap kata yang ia lantunkan, setiap langkah yang ia ayunkan, ia menghantam dinding ketimpangan dan membongkar kekeliruan yang telah berakar dalam sistem keadilan sosial di Indonesia.
Sila ke-5 Pancasila, sila terumit yang tujuh presiden belum mampu mengamalkannya sesuai harapan rakyat kecil, mengapa demikian? Karena terkendala sistem yang telah terlanjur nyaman dimainkan para pejabat, politikus, dan yang punya kepentingan. Apakah sudah waktunya Indonesia mengubah sistem yang membelenggu keterpurukan saat ini? Jawaban ini tergantung kemauan dan kebijaksanaan para pengambil keputusan tertinggi di republik ini, ucap Ranny di Gedung DPR/MPR pada Kamis, (20/3/2025).
Tak sekadar bicara, Ranny bergerak. Ia menembus birokrasi yang kusut, menghadapi tantangan yang menggunung, dan membawa suara rakyat kecil ke pusat kekuasaan. “Keadilan sosial bukan untuk segelintir orang. Ini hak setiap warga negara, dan saya akan pastikan itu terwujud!” serunya lantang, mengguncang ruang-ruang yang selama ini sunyi dari keadilan sejati.
Bagai maestro yang mengatur nada demi nada dalam sebuah simfoni perubahan, Ranny tak membiarkan satu pun suara terpinggirkan. Ia menyatukan mereka yang tertindas, menggugah mereka yang terdiam, dan membuktikan bahwa keadilan tidak hanya wacana. Keadilan harus nyata.
Kini, gema perjuangannya terus mengguncang negeri. Di tengah sistem yang penuh kekeliruan, suaranya tak hanya menjadi nyanyian harapan, tetapi juga genderang perang melawan ketidakadilan. Dan satu hal yang pasti simfoni Ranny Fahd A Rafiq akan terus dimainkan hingga setiap warga Indonesia benar-benar merasakan arti keadilan sosial yang sesungguhnya.
Indonesia, negeri dengan sejuta peluang dan sejuta rintangan. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, satu hal yang pasti perjuangan belum usai. Semua orang mungkin memiliki kesempatan, tetapi tidak semua memiliki jalan yang sama, tutup Ranny.
Penulis: ASW
