Jeddah – Langkah besar dalam penanganan penyakit menular kembali diambil pemerintah Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi memberikan persetujuan uji klinis terhadap vaksin baru untuk Tuberkulosis (TBC). Persetujuan ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk oleh Anggota DPR RI Komisi IX, Ranny Fahd Arafiq, yang menyebut keputusan ini sebagai “harapan baru bagi masa depan Indonesia bebas TBC.”, ucap Ranny Fahd A Rafiq dari Mekkah, Arab Saudi pada Sabtu,(7/6/2025)
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, “BPOM menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah melewati serangkaian evaluasi ketat terhadap data pra-klinis yang menunjukkan potensi keamanan dan efektivitas vaksin tersebut. Vaksin ini dikembangkan untuk memberikan perlindungan yang lebih kuat daripada vaksin BCG yang selama ini digunakan sejak lama, ungkapnya.
Anggota Banggar DPR RI ini melanjutkan, “Persetujuan ini adalah tonggak penting dalam sejarah penanggulangan TBC di Indonesia. Dengan adanya uji klinis vaksin baru, kita memiliki harapan besar untuk mengurangi beban penyakit yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat,” ujar Ranny Fahd Arafiq, dalam pernyataannya kepada media.
Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus TBC, setelah India. Menurut data Kementerian Kesehatan, lebih dari 800 ribu kasus TBC terdeteksi pada 2023, dengan estimasi kasus aktif yang belum terlaporkan lebih tinggi lagi. Keterbatasan efektivitas vaksin lama dan resistensi terhadap pengobatan menjadi tantangan utama dalam penanganannya, Ungkap Istri dari Fahd A Rafiq ini.
Ranny menambahkan bahwa upaya riset dan inovasi seperti ini harus mendapat dukungan penuh, baik dari pemerintah maupun masyarakat. “Vaksinasi adalah intervensi preventif paling efektif. Jika uji klinis ini berhasil, kita tidak hanya menyelamatkan generasi sekarang, tapi juga generasi mendatang dari ancaman TBC,” ujarnya.
Uji klinis vaksin ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, yang fokus pada keamanan dan respon imun. Lokasi uji klinis akan melibatkan sejumlah rumah sakit pendidikan yang sudah memenuhi standar etika dan prosedur penelitian klinis, terang Ranny.
BPOM menegaskan bahwa seluruh proses akan diawasi secara ketat untuk memastikan keamanan peserta dan validitas hasil. Keberhasilan uji klinis ini tidak hanya menjadi pencapaian ilmiah, tetapi juga dapat membawa dampak besar dalam mempercepat target eliminasi TBC di Indonesia pada 2030.
Dukungan juga datang dari pemerintah melalui Menteri Kesehatan untuk mengeliminasi Virus TBC dan sangat mendukung apa yg menjadi keputusan BPOM.
Ranny Fahd Arafiq mengajak masyarakat untuk tidak ragu mendukung proses uji klinis ini. “Partisipasi publik sangat penting. Ini adalah momen bersejarah yang bisa menjadi titik balik dalam perjuangan panjang melawan TBC,” tutupnya
Penulis: Mange