Fahd A Rafiq : Sukses itu Kebetulan? Ini Bukan Candamu Einstein, Ini Maksudnya!

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

 

 

 

Jakarta – Sepintas, kalimat itu terdengar sinis. Bahkan bisa membuat banyak motivator kelas menengah terbatuk-batuk. Bukankah kita diajari bahwa sukses adalah buah dari kerja keras, disiplin, strategi, dan ketekunan? Tapi justru Einstein sang jenius abad 20. yang mengguncangkan logika itu dengan satu kalimat sederhana yakni sukses itu kebetulan.

 

 

Fahd menyadari memahami orang jenius ini perlu perlu kedalaman. ilmu memahami orang tersebut artinya dia punya sudut pandang yang berbeda, bicaranya disederhanakan tapi maknanya dalam seperti sukses itu kebetulan- einstein.

 

 

Ketum DPP BAPERA ini mengatakan, “Apakah Einstein sedang merendahkan usaha? Tidak. Justru sebaliknya dia sedang merendahkan kesombongan manusia.

 

 

Einstein menyadari bahwa betapa pun kerasnya seseorang bekerja, tetap ada variabel-variabel tak terlihat yang ikut menentukan hasil seperti Kapan seseorang lahir, Siapa yang dia temui di jalan hidupnya, Kondisi sosial, budaya, bahkan politik saat ia tumbuh, Kesempatan yang datang tanpa bisa dirancang.

 

 

Semua itu adalah faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan tapi sering menjadi penentu utama dari apa yang kita sebut “sukses”.

 

Presiden ke 7 dan makna dari kebetulan 

 

Jabatan eksekutif tertinggi di republik ini adalah Presiden. Ada salah satu politikus jenius di Indonesia. Beliau bukan ketua umum Partai Politik, orangnya bersahaja dan sederhana, banyak sekali kelompok atau individu yang ingin dia jatuh, sering dicaci maki, dikerdilkan tapi beliau tetap berdiri tegak dan sabar. siapa lagi kalau bukan Bapak Joko Widodo Presiden ke – 7 tercinta.

 

 

Bapak Joko Widodo sosok Presiden ke -7 yang paling merepresentasikan sikap sederhana masyarakat Indonesia. Level ilmu sabarnya tingkat dewa. Ketika ayah dari gibran rakabuming raka ini dicaci maki yang geram tersering bawahannya. The power of sederhana-nya mampu meruntuhkan kesombongan dan kedengkian partner politiknya.

 

 

Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Puan Maharani, Muhaimin Iskandar, Bahlil Lahadalia, AHY, Zulkifli Hasan, Mahfud MD, Airlangga Hartarto semua yang saya sebutkan ini pembantunya beliau dikabinet gotong royong. Dengan rasa hormat saya katakan Presiden ke 7 ini Amazing. Dan putranya kini menjadi wakil presiden yaitu Mas Gibran Rakabuming Raka.

 

 

Presiden Ke 7 Republik Indonesia ini adalah Fenomena politik langka pasca reformasi yang banyak menyita perhatian publik nasional dan internasional, tapi disitu ada keluasan dan kerendahan hati seorang putri sang proklamator yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri (Presiden ke 5 RI).

 

 

Disisi lain Mantan Ketua Umum DPP KNPI ini mengutip tiga kalimat mutiara Presiden Joko Widodo yang hingga hari ini masih terngiang dikepalanya yaitu :

 

– Kalau banyak menanam, kita banyak memetik hasil. Artinya, banyak berbuatlah kebaikan maka kalian akan memetik kebahagian.

 

– Otak sebagai sumber pikiran harus slalu terkoneksi dengan hati. Hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan hasilkan ide-ide besar yang mampu mengubah kehidupan.

 

– Orang baik-baik harus lebih banyak dimunculkan, untuk menggerakkan optimisme

 

Mantan Ketua Umum PP-AMPG ini menyinkronkan wejangan dari Sunan Kali Jaga dengan Presiden ke 7 RI ini yaitu

“Urip iku urup.” (Hidup itu menyala)

Artinya: Hidup itu seharusnya menyala yaitu dapat memberikan manfaat pada orang lain. Dengan memberikan manfaat, artinya Anda membagi kebaikan kepada sesama. Pada akhirnya, berbuat baik dan berbagi manfaat kepada sesama akan mendatangkan kebaikan pula pada diri sendiri, cetus Suami dari Anggota DPR RI ini.

 

Sukses Itu Milik yang Siap Menyambut Kebetulan

 

Kalau sukses itu kebetulan, maka pertanyaannya bukan “bagaimana caranya sukses?”, tapi “apakah aku siap ketika kebetulan itu datang?”. Kerja keras bukan jaminan sukses. Tapi kerja keras adalah syarat agar kebetulan tidak lewat begitu saja. Banyak orang pintar yang hidup biasa-biasa saja, bukan karena bodoh, tapi karena tidak pernah berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Dan sebaliknya, ada orang yang “biasa” tiba-tiba meroket karena satu kesempatan yang datang dan ia siap menyambutnya, betul ngak?

 

 

Einstein tidak mengajak kita menjadi fatalis. Ia hanya mengingatkan: jangan pernah sombong dengan kesuksesanmu, karena di baliknya ada terlalu banyak faktor yang bukan hasil upayamu, tegas Fahd.

 

 

Kesimpulan: Antara Kerja dan Takdir

 

Memaknai “sukses itu kebetulan” bukan untuk melemahkan tekad, tapi untuk memperkuat rasa syukur. Bahwa kerja keras tetap penting, tapi jangan pernah lupakan bahwa sebagian besar hidup ini berjalan di luar kendali kita, ungkap Fahd.

 

 

Dan justru karena itu, kita dituntut rendah hati, selalu belajar, dan terus siaga. Karena ketika kebetulan mengetuk pintu, hanya mereka yang sudah siaplah yang akan disebut berhasil, sampai sini faham ya. tutup dosen yang mengajar di negeri Jiran ini.

 

 

Penulis: A.S.W

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita