Ranny Fahd A Rafiq Usulkan Ide KODIG Untuk Lompatan Kuanta Indonesia Menuju Era Emas Jaminan Sosial, Menghapus Kemiskinan Informal Selamanya

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

 

Jeddah – Di tengah hiruk-pikuk ekonomi digital dan tantangan inklusi sosial, sebuah gagasan revolusioner muncul dari Jeddah: “Ekosistem Jaminan Sosial Komprehensif Berbasis Koin Digital (KODIG)”. Konsep ini tidak hanya menjanjikan transformasi sistem jaminan sosial yang ada di Indonesia, tetapi juga berpotensi menjadi jaring pengaman finansial yang inklusif, transparan, dan adaptif, terutama bagi jutaan pekerja sektor informal yang selama ini terpinggirkan, ucap Ranny di Jeddah, Arab Saudi pada Rabu, (4/6/2025).

 

 

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar ini mengatakan, “selama ini pekerja informal mulai dari pedagang kaki lima, pekerja lepas, hingga petani kecil, seringkali luput dari payung jaminan sosial konvensional. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Februari 2024 jumlah pekerja informal di Indonesia mencapai sekitar 78,5 juta orang atau 59,07% dari total angkatan kerja. Mayoritas dari mereka hidup dalam ketidakpastian finansial, rentan terhadap guncangan ekonomi, dan tanpa akses memadai terhadap layanan kesehatan atau dana pensiun. Inilah jurang kesenjangan yang ingin dijembatani KODIG, ungkapnya.

 

 

Ranny mendalami Inti dari gagasan ini adalah KODIG (Koin Digital) yang didukung oleh pemerintah dan dipatok stabil ke Rupiah (misalnya, dengan rasio 1:1). KODIG bukan sekadar aset digital, melainkan sebuah instrumen strategis untuk mendistribusikan manfaat jaminan sosial secara langsung dan efisien, terangnya.

 

 

Bayangkan setiap kontribusi iuran atau insentif jaminan sosial tidak lagi berbentuk uang tunai yang rentan disalahgunakan, tetapi langsung dikonversi menjadi KODIG yang masuk ke dompet digital pribadi setiap pekerja,” jelas penggagas KODIG. “Ini adalah langkah fundamental menuju transparansi dan akuntabilitas total, tegas istri dari Fahd A Rafiq ini.

 

 

Anggota Banggar DPR RI ini mendalami bagi pekerja formal iuran BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan akan langsung dikonversi menjadi KODIG. Namun, terobosan sebenarnya ada pada pekerja informal. Pemerintah akan memberikan insentif KODIG berdasarkan aktivitas ekonomi mereka. Ini bisa berupa pencatatan penjualan harian, penyelesaian proyek bagi pekerja lepas, atau bahkan laporan mandiri yang diaudit secara acak melalui aplikasi seluler, cetus Ranny.

 

 

 

 

 

Mekanisme ini tidak hanya mendorong partisipasi, tetapi juga membangun basis data aktivitas ekonomi informal yang selama ini sulit dijangkau serta memungkinkan pemerintah menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran, terangnya.

 

 

Perusahaan juga akan menjadi bagian integral ekosistem ini, berkontribusi dalam KODIG dan bahkan mendapatkan insentif jika berhasil menciptakan lapangan kerja atau memberdayakan pekerja informal. Ini menciptakan lingkaran ekonomi yang saling menguntungkan, ujar Ranny.

 

Jika pemerintah mempertimbangkan ide dan gagasan ini dampak KODIG jauh melampaui sekadar sistem pembayaran. Ini adalah ekosistem yang terintegrasi penuh yakni

 

– Layanan Kesehatan: KODIG dapat langsung digunakan untuk membayar biaya pengobatan, obat-obatan, dan layanan kesehatan di fasilitas terafiliasi. Ini menghilangkan birokrasi dan memastikan akses cepat.

 

– Pensiun dan Hari Tua: Akumulasi KODIG berfungsi sebagai dana pensiun, yang dapat dicairkan setelah usia pensiun atau diinvestasikan secara produktif oleh lembaga jaminan sosial. Ini memberikan kepastian finansial di masa tua.

 

 

 

– Jaminan Kecelakaan Kerja: Dalam kasus kecelakaan kerja, KODIG dapat ditransfer seketika ke dompet korban, menutupi biaya pengobatan dan pemulihan tanpa penundaan.

 

– Pengembangan Keterampilan: KODIG juga dapat digunakan untuk membayar kursus, pelatihan, atau sertifikasi keahlian. “Ini adalah investasi nyata dalam peningkatan kualitas SDM nasional,” tegas penggagas KODIG ini. “Kita tidak hanya memberikan jaring pengaman, tetapi juga alat untuk berkembang.”

 

 

Menurut Ranny Jika Aplikasi mobile KODIG yang terintegrasi dengan NIK akan menjadi jantung sistem ini, menampilkan saldo, riwayat transaksi, dan akses ke berbagai layanan. Untuk kebutuhan mendesak seperti bencana alam atau krisis ekonomi pribadi, sebagian KODIG dapat dicairkan menjadi uang tunai dengan verifikasi ketat untuk mencegah penyalahgunaan.

 

 

Bahkan, gagasan tentang “pasar KODIG” terbatas, di mana individu dapat menukarkan KODIG dengan layanan atau produk dasar tertentu yang disetujui pemerintah (seperti bahan pokok atau bantuan pendidikan) menunjukkan visi yang komprehensif untuk menjaga KODIG tetap berputar dalam ekosistem jaminan sosial dan memperkuat nilai intrinsiknya.

 

 

Namun, transisi ke ekosistem KODIG tidak tanpa tantangan. Edukasi dan literasi digital adalah kunci. Mayoritas pekerja informal mungkin belum akrab dengan mata uang digital, sehingga kampanye edukasi masif diperlukan. Infrastruktur digital yang merata di seluruh pelosok negeri juga harus dipastikan. Keamanan siber akan menjadi prioritas utama untuk melindungi jutaan dompet digital dari ancaman peretasan, ini tantangan terbesarnya. Karena menurut Ranny kejahatan Cyber itu makin marak di Indonesia.

 

Yang terpenting, kerangka regulasi dan payung hukum yang kuat harus segera dirancang untuk mendukung implementasi KODIG, memberikan legitimasi dan kepastian hukum bagi seluruh pemangku kepentingan.

 

“KODIG bukan sekadar gagasan, ini adalah cetak biru untuk masa depan jaminan sosial Indonesia,” pungkas Ranny. “Ini adalah lompatan kuantum menuju keadilan sosial, efisiensi administrasi, dan pemberdayaan ekonomi bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali.”

 

 

Jika berhasil diimplementasikan, KODIG dapat menjadi model global bagi negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah inklusi jaminan sosial dan merangkul potensi penuh ekonomi digital untuk kesejahteraan bersama. Indonesia berpotensi menjadi pelopor dalam revolusi jaminan sosial abad ke-21 dan bisa menjadi contoh untuk negara negara berkembang. Hingga detik ini belum ada negara yang mengimplementasikan sistem jaminan sosial komprehensif berbasis KODIG

 

 

 

Penutup

 

Dengan Revolusi KODIG saatnya Indonesia mengguncang Dunia, Membangun Benteng Kesejahteraan Abadi bagi Jutaan Jiwa. Mimpi ini jadi nyata KODIG adalah kunci sakti menghapus kesenjangan dan membuka gerbang kemakmuran Universal di Bumi Pertiwi.

 

 

 

KODIG lebih dari sekadar koin digital, Ini adalah detak jantung baru harapan jutaan rakyat dan mengukir sejarah inklusi tanpa batas. Indonesia mengukir sejarah dengan KODIG menjadi fajar baru jaminan sosial yang akan mengubah wajah bangsa, menjelma jadi pelopor dunia. Karena hal ini yang di Inginkan Oleh Presiden Prabowo Subianto yaitu dengan Inovasi teknologi dan kreativitas untuk kemakmuran rakyat Indonesia secara menyeluruh, tutup Ranny.

 

 

Penulis: A.S.W

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita