Ranny Fahd A Rafiq: Stunting, Ancaman Senyap Masa Depan Bangsa dan Solusi Revolusioner  

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

BAGIAN II

Jakarta, – Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, menyoroti masalah stunting sebagai ancaman serius bagi masa depan bangsa. Dalam paparannya Ranny menekankan bahwa stunting bukan sekadar masalah kurang gizi, melainkan cermin ketimpangan struktural yang kompleks, ucapnya di Jakarta pada Sabtu, (28/6/2025).

 

Ranny memaparkan data yang menunjukkan disparitas prevalensi stunting antar wilayah, dengan daerah tertinggal di Nusa Tenggara Timur dan Papua masih jauh di atas rata-rata nasional. Ia menjabarkan faktor-faktor determinan ganda stunting, meliputi akses sanitasi yang buruk, kesehatan ibu, pola asuh, akses air bersih, layanan kesehatan primer, dan tingkat pendidikan ibu. Rendahnya pendidikan ibu menurut Ranny berkorelasi kuat dengan kurangnya pemahaman tentang gizi dan pola asuh yang tepat.

 

Lebih lanjut, Ranny menganalisis stunting melalui lensa eco-materiality of health dan sociotechnical ecology, menekankan bahwa solusi harus melampaui pendekatan sektoral. Ia mengkritik subsidensi pangan lokal yang berkurang, hilangnya keanekaragaman pangan lokal, dan ketergantungan pada komoditas pangan industri yang kurang bergizi. Globalisasi rantai pasok pangan, menurutnya, sering mengabaikan kearifan lokal dalam menyediakan gizi seimbang. Faktor ekonomi rumah tangga, termasuk alokasi anggaran dan preferensi konsumsi, juga turut berperan penting. Ranny menekankan pentingnya nutritional literacy di tingkat rumah tangga.

 

Ranny juga menyoroti patologi institusional, seperti birokrasi yang lambat, koordinasi lintas sektor yang lemah, dan pencurian di tingkat lokal yang menghambat distribusi bantuan gizi dan program pencegahan stunting. Ia menghubungkan sanitasi buruk dan paparan patogen lingkungan dengan enteric dysfunction, kondisi peradangan kronis pada usus yang menghambat penyerapan nutrisi. Oleh karena itu, solusi tidak cukup hanya berfokus pada gizi, tetapi juga pada lingkungan yang sehat.

 

Stunting, menurut Ranny, juga memiliki implikasi epigenetik, di mana paparan malnutrisi dan lingkungan buruk dapat memicu perubahan ekspresi gen yang dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Stimulasi dini dan lingkungan yang kaya, meskipun dapat sedikit memitigasi dampak buruk, harus diiringi perbaikan gizi dan lingkungan.

 

Untuk mengatasi masalah ini, Ranny mengusulkan solusi inovatif, antara lain:

 

– Peta Risiko Epigenetik Stunting Berbasis AI dan Genomik Sederhana: Model AI yang mengintegrasikan berbagai data untuk memprediksi risiko stunting secara akurat pada tingkat individu, memungkinkan intervensi prediktif dan presisi.

 

– Program “Food as Medicine” Berbasis Komunitas dengan Smart Farming Urban/Peri-Urban: Membangun ekosistem pangan lokal yang lestari dan bergizi di tingkat komunitas, melalui integrasi smart farming dan edukasi gizi.

 

– Intervensi “Microbiome Rejuvenation” pada Lingkungan dan Individu: Mengatasi enteric dysfunction dengan fokus pada re-populasi mikrobioma usus dan sanitasi lingkungan yang memulihkan.

 

– Platform “Data Philanthropy” untuk Stunting: Memanfaatkan data anonim dari perusahaan teknologi dan telekomunikasi untuk mengidentifikasi area berisiko stunting secara real-time.

 

Ranny berharap beberapa solusi revolusioner ini dapat membantu mencegah stunting dan memastikan masa depan bangsa yang lebih cerah.

 

 

Penulis: A.S.W

 

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita