Fahd A Rafiq: Peziarah Damai Telah Pergi , Wafatnya Paus Fransiskus dan Jejak Toleransi yang Menyentuh Indonesia

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

 

 

 

Jakarta – Dunia kembali hening dalam kabar duka. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal sebagai pejuang toleransi dan sahabat kemanusiaan, wafat dalam usia 88 tahun. Di antara gelombang tangis jutaan umat Katolik, dunia pun menunduk—bukan hanya karena kehilangan seorang tokoh agama, melainkan seorang pemersatu di tengah zaman yang sarat perpecahan.

 

 

 

“Paus Fransiskus bukan hanya milik umat Katolik, tapi milik dunia. Seorang peziarah damai yang telah kembali ke Sang Pencipta,” ucap Fahd A Rafiq di Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Ketua Umum DPP BAPERA itu menambahkan, “Bendera-bendera setengah tiang dikibarkan di banyak penjuru dunia, termasuk Indonesia.

 

 

Di halaman Masjid Istiqlal Jakarta masjid terbesar di Asia Tenggara doa lintas agama dilantunkan. Di seberangnya, lonceng Gereja Katedral berdentang lembut, seolah mengenang sosok yang pernah menyampaikan salam damai kepada rakyat Indonesia dari kejauhan, dengan pesan persaudaraan dan keberagaman.

 

 

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pernyataan resminya menyampaikan duka yang dalam atas wafatnya Paus Fransiskus.”Beliau bukan hanya pemimpin umat Katolik, tapi suara nurani dunia. Warisan beliau tentang kemanusiaan dan toleransi akan selalu hidup di hati rakyat Indonesia,” ujar Presiden Prabowo dari Istana Merdeka.

 

 

Semangat Paus Fransiskus bahkan kerap disejajarkan dengan sosok pluralis legendaris Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). “Keduanya adalah tokoh lintas zaman, yang menempatkan kemanusiaan di atas perbedaan politik dan agama,” ujar Fahd, yang juga mantan Ketua Umum PP-AMPG. “Seperti Gus Dur yang melampaui sekat keyakinan demi keadilan, Paus Fransiskus juga hadir mencium kaki para pengungsi, menjenguk narapidana, dan berdiri untuk perdamaian—termasuk di Gaza dan Yerusalem.”

 

 

Wafatnya Paus Fransiskus bertepatan dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Gaza kembali diguncang konflik. Yerusalem masih bergelut dengan luka sejarah. Dalam kekacauan itu, Paus adalah suara langka yang menyerukan penghormatan terhadap tempat suci semua agama, de-eskalasi, dan rekonsiliasi.

 

 

Indonesia, dengan keberagamannya, sering disebut Paus sebagai contoh hidup berdampingan dalam damai. Dalam ensiklik Fratelli Tutti, beliau menyinggung pentingnya negara-negara seperti Indonesia dalam membangun persaudaraan global. Ia bahkan mengagumi simbol harmoni yang ada di jantung Jakarta: Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang berdiri berdampingan dalam keharmonisan.

“Bagi bangsa Indonesia, ini adalah momen refleksi. Bahwa toleransi bukan sekadar jargon, tapi kerja nyata—merangkul yang berbeda, melindungi yang minoritas, dan menyuarakan yang tertindas,” kata Fahd.

 

 

Dari pesantren-pesantren di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi hingga gereja-gereja kecil di Papua, rasa kehilangan itu dirasakan. “Paus mungkin tidak pernah datang ke Indonesia secara fisik, tapi jejak pesannya hidup dalam gotong royong kita, dalam doa lintas iman kita, dan dalam semangat menjaga kebhinnekaan,” lanjutnya.

 

 

Di Gaza, langit masih merah. Di Yerusalem, luka sejarah masih menganga. Namun di hati umat manusia, Paus Fransiskus telah menanamkan keyakinan bahwa cinta—meski tampak sederhana—mampu melampaui kebencian dan sekat keyakinan.

 

 

Kini dunia bertanya: siapa yang akan melanjutkan estafet suara hati dunia? Siapa yang akan meneruskan langkah-langkah kecil menuju jembatan pengertian?

 

 

“Indonesia bisa menjadi bagian dari jawabannya,” tutup Fahd A Rafiq, dosen yang kini mengajar di Negeri Jiran Malaysia. “Dengan menjaga Istiqlal dan Katedral tetap saling merangkul, menyalakan kembali semangat Gus Dur, dan terus menghidupkan warisan Paus Fransiskus: iman yang hidup dalam cinta dan tindakan.”

 

 

Penulis: A.S.W

Bagikan:

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Advertorial

Berita Lainnya

Leave a Comment

Advertorial

Berita Terpopuler

Kategori Berita